Minggu, 15 Januari 2012

Land Clearing





B.     Pembukaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB)

Berbeda dengan sistem yang konvensional (dengan pembakaran), pada sistem ini tidak dilakukan pembakaran sama sekali. Sisa-sisa kayu tumbangan hanya dirumpuk pada daerah/jalur tertentu sehingga areal untuk tanaman tetap bersih.

Pembukaan lahan tanpa bakar merupakan policy pemerintah, sehingga setiap usaha pembukaan lahan/hutan untuk kepentingan perkebunan/pertanian dilarang dengan pembakaran. Hal ini berkaitan dengan lingkungan, yang diarahkan untuk meminimalkan kerusakan lingkungan akibat pembukaan lahan/hutan.

Kebaikannya :

v  Tidak menimbulkan pencemaran udara.

v  Tidak merusak (membunuh) mikroorganisme hutan.

v  Pekerjaan tidak tergantung cuaca.

v  Penyiapan bisa lebih cepat.

Kejelekannya :

v  Sulit dilakukan  pada daerah rawa/belereng.

v  Areal kurang bersih.

v  Pada daerah tumpukan kayu memacu timbulnya hama tikus, apogonia.

v  Rawan kebakaran.

Beberapa sistem pembukaan lahan.

Berdasarkan alat yang digunakan dikenal 3 sistem penyiapan lahan yaitu sistem manual, sistem mekanis dan sistem chemis.

a.            Sistem manual

Menggunakan tenaga manusia dengan peralatan yang sederhana (parang, kampak) sampai peralatan yang lebih maju (chainshaw).

Kebaikannya :

v   Dapat bekerja pada segala macam topografi areal.

v   Diperlukan modal lebih kecil

v   Kerusakan tanah relatif kecil (tidak terjadi pemadatan tanah)

 Kejelekannya :

v   Membutuhkan tenaga kerja yang banyak

v   Membutuhkan sarana sosial yang lebih banyak

v   Membutuhkan waktu bakar

b.            Sistem mekanis

Menggunakan peralatan mekanis dalam bentuk alat - alat berat seperti : traktor, buldozer dan lain-lain.

Kebaikannya :

v   Dapat mengerjakan areal yang luas dalam waktu relatif singkat.

v   Pekerjaan lebih cepat

v   Tidak membutuhkan tenaga kerja yang banyak sehingga masalah sosial tidak  membutuhkan perhatian yang banyak.

Kejelekannya :

v  Kurang efektif untuk areal yang berbukit / miring besar dari 21%.

v  Terjadi pemadatan tanah

v   Membutuhkan investasi besar baik dalam pengadaan alat maupun operasionalnya.

v  Perlu operator yang terampil

v  Untuk LC dengan luas areal kecil, sistem ini kurang menguntungkan.


c.             Sistem Khemis

Pembukaan hutan dengan menggunakan bahan kimia tertentu.

Kebaikannya :

v   Tenaga kerja yang dibutuhkan relatif kecil

v   Tidak terjadi kerusakan/pemadatan tanah

v   Relatif murah

Kejelekannya :

v   Hanya terbatas untuk areal belukar/padang ilalang

v   Sangat tergantung pada iklim/cuaca.

Dalam prakteknya ketiga system diatas biasanya dilakukan secara kombinasi.



C.     Sistem Zero Burning Ditanah Mineral

         Cara yang praktis dan efektif untuk melaksanakan zero burning pada skala besar adalah dengan cara membersihkan dua jalur tanam (dengan lebar cukup untuk 2 baris tanaman) menggunakan buldozer dan chainsaw.

         Caranya adalah dengan membersihkan 2 jalur tanaman dalam satu kali jalan, sehingga buldozer tidak perlu berputar balik ke areal yang sama. Namun demikian tidak semua kayu-kayuan yang kecil dapat dipindahkan dan tunggul-tunggul yang besarpun harus ditinggalkan. Tidak boleh ada kayu-kayuan yang menghalangi lobang tanam, dan sebagian besar kayu-kayuan harus ditumpuk dalam rumpukan yang berjarak 2 m dari kanan dan kiri lobang tanam.

         Bila menggunakan buldozer untuk menyingkirkan kayu-kayuan yang berukuran panjang maka biayanya tentu tidak efisien. Oleh karena itu agar lebih efisien maka kerja buldozer dibantu oleh kerja chainsaw sehingga kayu-kayuan yang berukuran panjang dapat dipotong-potong menjadi potongan-potongan dengan panjang tertentu (yaitu 5-7 m). Tunggul-tunggul yang besar harus ditinggalkan dan tidak perlu  didongkel. Apabila terdapat tunggul dilobang tanaman maka lobang tanaman harus digeser searah barisan tanaman dan jangan sekali-kali menggeser lobang tanaman kearah samping baris tanaman.

         Pengupasan top soil yang sebetulnya tak perlu terjadi dan meningkatkan kepadatan tanah akibat kerja buldozer sedapat mungkin harus dihindarkan.

         Untuk mengurangi rusaknya lapisan top soil serta memadatnya tanah oleh kerja buldozer maka blade buldozer harus diatur sedemikian rupa agar blade tersebut berada pada ketinggian 5-10 cm diatas permukaan tanah. Akar-akar yang kecil dan ranting-ranting kayu yang lolos dari blade buldozer dibiarkan saja.

         Penggunaan chainsaw untuk memotong-motong kayu yang berukuran panjang, akan mengurangi beban kerja buldozer dan juga meminimkan kerusakan lapisan tanah serta memaksimalkan produktifitaskerja buldozer. Dan inilah merupakan hal yang paling penting.

         Buldozer harus mengikuti jalur yang telah ditentukan oleh team yang bekerja menempatkan pancang disepanjang baris tanaman yaitu untuk memandu operator buldozer tersebut, agar tetap bekerja dengan lebar jalur yang ditetapkan. Areal yang dibersihkan sekurang-kurangnya 2 meter dari kanan dan kiri garis pancang. Team ini harus berada pada jarak beberapa meter didepan buldozer untuk memandu arah operator yang mungkin kesulitan karena terhalangnya penglihatan didepan akibat tingginya pepohonan dan semak-semak.

         Kayu-kayuan dan sampah tidak boleh didorong kearah rendahan, tetapi harus di   

Pindahkan dan ditumpuk dalam barisan rumpukan.

         Apabila ternyata dalam areal terdapat aliran air yang alami, haruslah dijaga agar aliran tersebut tidak terblokir pada saat pembuatan jalur windrowing. Barisan rumpukan harus berada agak jauh dari aliran air yaitu pada jarak 3-4 meter, agar jalan setapak disisi-sisi aliran air tersebut dapat dibuat. Setelah dibuat jalur tanam maka LCC harus segera ditanam.


D.     Tahapan-Tahapan Pembangunan Kebun Tanpa Bakar



Tahapan-tahapan pembangunan kebun tanpa bakar adalah sebagai berikut :

1.            Imas (Underbrushing)

Imas (underbrushing) adalah pemotongan semak dan pohon kecil berdiameter < 15 cm dengan menggunakan kampak, parang, buldozer. Pekerjaan ini dilakukan untuk memudahkan penumbangan pohon berdiameter besar. Adapun standart yang dilakukan adalah

    1. Semua kayu-kayu berdiameter <15 cm harus ditebang habis.
    2. Bekas tebangan harus mepet dengan permukaan tanah (maksimal 20 cm).
    3. Dilaksanakan sebelum penumbangan pohon.

2.            Tumbang

Tumbang atau penebangan pohon dilakukan terhadap pohon yang berdiameter > 15 cm dengan menggunakan gergaji (chainsaw) atau kampak. Tinggi penebangan tergantung pada diameter batang. Ketentuan umum yang berlaku adalah sebagai berikut :

Diameter  batang (cm)   Tinggi  penebangan (cm)

10-20                                       40

21-30                                       60

31-75                                       100

> 75                                         150

Penebangan atau penumbangan perlu menunggu pengimasan selesai. Arah penumbangan tidak boleh menyilang sungai dan jalan atau harus mengikuti arah yang sudah ditentukan. Biasanya 3 orang tenaga kerja lengkap dengan peralatan chainsaw dan kampak dapat menyelesaikan penebangan 0,5 ha/hari.

Jika menggunakan buldozer, penebangan diganti dengan  penumbangan sekaligus pembongkaran, dimana sewaktu mendorong pohon harus diusahakan agar akar ikut keluar.

3.            Pancang Windrowing

Pancang dibuat untuk menentukan tempat perumpukan kayu. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pekerjaan windrowing dan perun serta efisiensi penggunaan lahan atau alat berat.

Lebar rumpukan 4 meter dan jarak antara rumpukan 31,2 meter (tiap 4 baris tanaman satu rumpukan) arah rumpukan pada lahan rata dibuat memanjang dari utara selatan yaitu dari CR ke CR lain dalam blok dengan panjang 250 meter.

Untuk daerah-daerah yang topografinya  miring rumpukan dilakukan mengikuti kontour.

4.            Rumpukan (Windrowing)

Setelah selesai pancang, maka kayu-kayu tumbangan dikumpulkan menjadi satu memanjang sesuai alat buldozer yang digunakan.

Buldozer berjalan diantara pancangan dan mendorong kekiri dan kekanan, kayu-kayu hasil tumbangan dengan berjalan kedepan. Rumpukan dirumpuk dengan rapi pada jalur  rumpukan yang telah ditentukan sebelumnya dan helper operator harus membantu meluruskan rumpukan tersebut.

Untuk mengurangi kerusakan lapisan top soil serta pemadatan tanah, maka kerja alat berat harus diatur sedemikian rupa agar mata pisau berada pada posisi 5-10 cm diatas permukaan tanah.

Kayu dan kotoran lainnya tidak boleh didorong keareal rendahan, tetapi harus dipindahkan dan ditumpuk dalam barisan rumpukan. Apabila ditemukan aliran sungai harus dijaga supaya tidak terblokir pada saat melakukan rumpukan.

5.            Perun Windrow

Dilakukan setelah selesai perumpukan dan dilakukan pemotongan tumpukan kayu dengan chain saw sampai membentuk barisan windrow yang rapi dan tidak mengganggu tanaman pada saat penanaman berlangsung.

Setiap jalur windrow dibuat menjadi 3 sekat dengan lebar 5m. setiap sekat yang bertujuan untuk akses jalur kontrol, mencegah kebakaran lahan yang  luas dan lain-lain.

  

6.            Konservasi tanah

Pada umumnya areal penanaman kelapa sawit di Indonesia terletak pada daerah yang banyak hujan. Agar air hujan yang jatuh dapat ditampung ditahan lebih lama agar meresap didalam tanah, persediaan air dalam tanah selalu cukup terutama pada musim kemarau dan untuk mencegah erosi maka dibangunlah teras, rorak, benteng, parit dan lain-lain dilapangan.

Tindakan konservasi tanah ini mutlak diperlukan terutama pada daerah yang memiliki jumlah dan hari hujan besar serta pada lahan yang berombak berbukit. Pada daerah datar yang diutamakan adalah parit, drainase dan jembatan, sedangkan teras dan benteng tidak banyak diperlukan.



E.     Sistem Zero Burning Ditanah Gambut dan Lalang

a.            Ditanah gambut

Menumpuk kayu yang telah ditumbang ke baris rumpukan dilaksanakan dengan menggunakan excavator. Pembuatan dua jalur tanam dengan lebar sekitar 12 m harus dibersihkan untuk penanaman. Tiang pancang harus dipasang pada setiap ujung blok agar operator dapat menempatkan tumpukan pada tempat yang benar. Dua orang tenaga chainsaw dibutuhkan untuk memotong-motong pohon yang telah ditumbangkan dengan excavator.

Pada saat permukaan gambut yang sudah dibersihkan menjadi kering, maka pemadatan dapat dilaksanakan dengan mempergunakan buldozer type swamp. Kegiatan pemadatan ini sangat penting dan dilakukan bila pembuatan parit dan clearing telah selesai dikerjakan.

b.            Ditanah ex lalang

Zero burning pada areal lalang dapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :

v   Tiang pancang dipasang pada setiap ujung blok. Tebang lalang pada jalur tanam dengan lebar 4 meter yaitu pada jarak 2 meter dari masing-masing tiang pancang. Pindahkan hasil tebasan tersebut pada gawangan yang tidak ditebas.

v   Setelah 2 (dua) minggu atau lalang yang ditebas tumbu setinggi 60 cm, semprot dengan roundup 5 liter per hectar secara blanket, kemudian setelah 3 minggu semprot spraying 1 liter per ha juga secara blanket.

v   Setelah lalang benar-benar mati dijalur tanaman, tanam kacangan 2 baris lurus dibaris tanaman.

v   Setelah kacangan tumbuh tebas gawangan dan sampahnya ditumpuk digawang tanaman (sebagai mulching) tetapi jangan sampai menutupi kacangan.

v   Setelah lalang digawangan tumbuh sampai setinggi 60 cm, semprot sampai mati dengan dosis seperti diatas.

v   Pengontrolan lalang selanjutnya dengan cara wiping.



F.      Pembuatan Patok Blok

1.      Standart patok blok/sub blok

         Batas antara blok, ditandai dengan patok nama masing-masing blok.

Demikian pula tiap sub blok mempunyai notasi masing-masing, yang dicantumkan pada patok sub blok. Spesifikasi patok blok/sub blok tercantum pada penjelasan gambar dibawah ini.

1.            Keterangan gambar patok blok :

Bahan balok kayu ulin ukuran 15 cm x 15 cm x 4 m. Dipotong menjadi 3 bagian sama panjang @1,33 m.Untuk patok blok, blok sepanjang 1,33 m dibagi 3 bagian yakni : K = 40 cm, sebagai bagian peraga.

L    = 42 cm, sebagai penyangga.

M   = sebagai pondasi, ditancapkan ketanah (50 cm).

         Bagian peraga (K) dibelah memanjang mengikuti garis diagonal, sehingga terbentuk bidang peraga A’C’ – A”C”, dengan ukuran 40 cm x 21 cm.

         Bagian K secara menyeluruh dicat kuning, termasuk bidang A’B’C’ dan A”C”D”, sedangkan bagian L (penyangga) secara menyeluruh dicat warna putih.

         Bagian M (yang ditanam kedalam tanah), tanpa dicat.















Keterangan detail tentang tulisan dalam peraga :

v   Tulisan disusun dalam 3 baris.

v   Barisan pertama : Bxx, B singkatan blok, xx adalah notasi nama blok dalam 2digit. Tinggi huruf baris pertama ini 10 cm.

v   Baris kedua, xxxH, xxx menyatakan luas blok dan H adalah satuan luas dalam hektar. Tinggi huruf = 8 cm.

v   Baris ketiga, jenis T. tanam. Untuk jenis disingkat dalam 2 huruf besar.



MR = Marihat, SC = Socfindo, LS = Lonsum dan DM = Dami.

Tahun tanam ditulis dalam 2 digit, seperti 94,95,96,97,98,99, dan 00 untuk tahun 2000. Tinggi huruf = 5 cm. Patok blok dipasang satu pada sudut perbatasan blok, sehingga setiap blok memerlukan 4 buah patok blok.



Keterangan gambar patok sub blok :

Bahan balok ulin ukuran : 10 cm x 10 cm x 4 m. Dipotong menjadi 3 bagian sama panjang @ 1,33 m. Patok sub blok  sepanjang 1,33 m terbagi menjadi 3 bagian yakni :

K = 30 cm, bagian kepala patok mempunyai 4 bidang dengan ukuran masing-masing 10 x 30 cm. Satu atau dua bidang diantaranya, dipakai sebagai bidang peraga.

v   L = bagian batang tubuh patok, dicat warna putih menyeluruh agar mudah terlihat.

v   M = 50 cm adalah bagian pondasi, ditancapkan kedalam tanah dengan kokoh. Bagian ini tidak perlu dicat.

Bagian kepala patok dicat dasar warna kuning, pada keempat bidang ABCD. Bidang-bidang ini dipakai sebagai bidang peraga, ditulis dengan tulisan warna hitam setinggi 5 cm.

v   Tulisan patok pada perbatasan sub blok.

-          Bidang peraga a dan b, ditulis dengan identitas sub blok A.

-          Bidang peraga c dan d, ditulis dengan identitas sub blok B.

v   Tulisan pada bidang peraga :

-          Kolom 1, berisi; PD 06.

-          Kolom 2, berisi 23,7 ha.23,7 adalah luas sub blok dengan satu angka dibelakang koma, Ha adalah singkatan satuan luas dalam Ha.

-          Kolom 3, berisi : MR, SC, LS atau DM sesuai dengan jenis silangan D x P yang dipakai.

-          Kolom 4, berisi tahun tanam ditulis : 94, 95, 96, 97, 98, 99, 00 sesuai dengan tahun tanamnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar